STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI DI TENGAH PANDEMI COVID-19

 

ABSTRAK

 

Semenjak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, menyebabkan dampak dikalangan dunia pendidikan. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengakibatkan semua peserta didik dirumahkan atau belajar dari rumah. Permasalahan pendidikanpun muncul satu – persatu ditengah hantaman keras Covid-19 yang ada. Hasil observasi di SD Bali Public School dari Bulan Maret hingga September 2020 terkait dengan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti menunjukan bahwa terdapat strategi dan tantangan nyata dalam proses pembelajaran daring (PJJ). Khusus mengenai Startegi dan Tantangan Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, peneliti menggunakan pendekatan model 4 D (Define, Design, Development and Dissemination) yang mengacau pengembangan oleh Thiagarajan (1974). Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan tindakan baru yang teruji secera efektif dan dapat memperbaiki perilaku atau karakter siswa. Penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan program sekolah melalui proses pembelajaran di SD Bali Public School.

Tantangan yang dialami SD Bali Public School dimasa pandemi Covid-19 antara lain; Terbatasnya tatap muka antara pendidik dengan peserta didik, kurangnya SDM beberapa guru yang masih gaptek terhadap mengoprasikan computer maupun HP androidnya, ketika peserta didik dikirimkan video maupun soal berbasis online pendampingan orang tua dalam mendampingi anak – anaknya menjawab soal maupun belajar online kurang, karena orang tua siswa juga memiliki kesibukan yang lain. Keterbatasan dan belum canggihnya orang tua siswa juga dalam mengakses teknologi berbasis online yang diberikan oleh guru dari sekolah.

Adapun strategi yang dilakukan oleh SD Bali Public School dalam mengahadapi tantangan pembelajaran pendidikan agama Hindu dan budi pekerti ditengah wabah pandemi Covid-19 ini adalah; Pemamfaatan media pembelajaran online, guru pendidikan agama Hindu dan budi pekerti dalam melakukan proses pembelajaran selalu mempergunakan rasa, dan rasio, serta raga, dalam mengambil keputusan terhadap kesehatan pribadi yang dimiliki. Guru pendidikan agama Hindu dan budi pekerti selalu berkreativiatas, memamfaatkan teknologi kekinian dan kedisinian, menggunakan metode celepuk, dan membangun suasana belajar baru.

 

Kata kunci: Strategi, Tantangan, Covid-19, Pendidikan Agama Hindu

 

 

 

ABSTRAC

 

Since the Covid-19 pandemic broke out in Indonesia, it had an impact on the education sector. The form letter Number 4 in 2020 about the Implementation of Education Policies in an Emergency Period of the Spread of Corona Virus Disease (Covid-19) which was issued by the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia resulted in all students being sent home or studying from home. Many problems rose one by one in the midst of the existing Covid-19 attacked. The results of observation at SD Bali Public School from March to September 2020 related to the Online Learning Process (OLP), especially for the Hindus Religion and Moral Science showed that there are real strategies and challenges in the online learning process (OLP). Specifically, regarding the Learning Strategies and Challenges of Hindus Religion and Moral Science, the researcher used the 4-D (Define, Design, Development and Dissemination) model approaches which referred to the development by Thiagarajan (1974). Action research is a research conducted to find a new action that have been tested effectively and can improve students’ behavior or character. The development research is used to develop the school’s programs through the learning process at SD Bali Public School.

The challenges faced by SD Bali Public School during the Covid-19 pandemic, such as: Limited face-to-face contact between educators and students; lack of human resources in operating computers and their smart phones. When students are provided videos or online-based questions, the parents had limit times in supervising their children in completing their tasks. The parent’s limitations showed that all of them are not ready yet to access the online-based learning provided by teachers.

The strategies carried out by SD Bali Public School in facing the challenges of Hindus Religion and Moral Science in the midst of the existing Covid-19 attacked are the use of online learning media, The Hindus Religion and Moral Science’s teachers in carrying out the learning process always use their feeling, mindset, and body, following the health protocol in making decisions about their personal health. The Hindus Religion and Moral Science’s teachers are always be creative, using the newest technology, using the Celepuk method, and creating a new learning atmosphere.

 

Keywords:    Strategy, challenges, Pandemic of Covid-19, Hindus Religion and Moral Science

 

 

I.     PENDAHULUAN

Akhir- akhir ini banyak sosmed dibanjiri oleh pemberitaan wabah yang menular yaitu wabah virus Corona, atau yang lebih dikenal dengan istilah Covid-19. Era kekinian dan kedisinian dalam dunia kesehatan membawa dampak yang maha dasyat pada sektor – sektor yang ada di dunia terlebih khususnya di Indonesia. Semenjak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, menyebabkan dampak yang problematik di segala bidang. Baik dalam sistem pemerintahan, sistem politik, ekonomi, budaya, teknologi maupun pendidikan. Dampak dikalangan dunia pendidikan adalah diputuskannya semua peserta didik dirumahkan atau belajar dari rumah oleh pemerintah. Permasalahan pendidikanpun muncul satu – persatu ditengah hantaman keras Covid-19 yang ada. Permasalahan guru dan tenaga kependidikan harus berusaha bekerja dari rumah baik halnya guru dan tenaga kependidikan yang ada pada instansi  sekolah Negeri maupun Swasta dari tingkat PG (Play Group) hingga Perguruan Tinggi. Dari tingkat PG hingga perguruan tinggi memiliki permasalahan yang bervariasi.

Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dimana surat edaran ini menekankan bahwa proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media daring (online). Artinya, proses belajar mengajar bagi peserta didik untuk sementara waktu dilakukan di rumah. Sekalipun demikian, peran guru sebagai pendidik tetap dilaksanakan dengan memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Kreativitas mengajar menjadi bagian yang sangat penting dalam sistem pembelajaran daring pada masa Covid-19.

Tidak sedikit persoalan muncul menerpa para praktisi pendidikan di sekolah. Guru yang memiliki peran mulia dalam mendidik peserta didik di sekolah, menghadapi tantangan berat dengan adanya pandemi Covid-19 ini. Namun muncul polemik masyarakat pada metamorfosa di masa pandemi Covid-19. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik. Khusus bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring. Ini perlu disesuaikan dengan jenjang pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental). Tuntutan untuk kreatif dalam mengantisipasi berhentinya proses pembelajaran tatap muka di kelas. Hal ini tentu tidak mudah.

Hasil observasi di SD Bali Public School dari Bulan Maret hingga September 2020 terkait dengan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti menunjukan bahwa terdapat strategi dan tantangan nyata dalam proses pembelajaran daring (PJJ). Dimana guru pendidikan agama Hindu dan Budi Pekerti diminta kreatif dan melek teknologi sehingga mampu menyesuaikan dengan sigap segala macam bentuk perubahan terkait proses pembelajaran.

 

II.   METODE

Khusus mengenai Startegi dan Tantangan Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, peneliti menggunakan pendekatan model 4 D (Define, Design, Development and Dissemination) yang mengacau pengembangan oleh Thiagarajan (1974). Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan tindakan baru yang teruji secera efektif dan dapat memperbaiki perilaku atau karakter siswa. Penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan program sekolah melalui proses pembelajaran di SD Bali Public School. (Sugiyono, 2016, 367 – 368). Pengembangan penelitian ini merujuk pada model pengembangan Plomp (1997), yang pengembangannya meliputi lima fase seperti: (1) fase investigasi awal; (2) fase design/perancangan; (3) fase realisasi/konstruksi; (4) fase tes, evaluasi & revisi; dan (5) fase implementasi. Fokus penelitian hanya sampai pada tahap keempat karena kajian penelitian ini lebih memfokuskan pada Startegi dan Tantangan Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, sehingga fase ke lima hanya dilakukan uji coba terbatas yakni di SD Bali Public School yang merupakan lokasi penelitian ini dilaksanakan. Data dikumpulkan dengan teknik observasi partisipan, wawancara, studi kepustakaan, dan pencatatan dokumen. Data yang telah terkumpul kemudian diproses dan dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif.

 

 

III. PEMBAHASAN

Wabah Covid-19 membuat sekolah negeri maupun swasta mencari solusi kreatif agar anak – anak didiknya selalu dapat pembelajaran dan pengajaran. Terutama Pendidik Hindu yang menekankan selain pembelajaran juga menyelipkan pendidikan karakter kepada anak didik. Karena menjadi guru agama Hindu yang melaksanakan pendidikan di lingkungan sekolah dasar hingga di masyarakat perlu memiliki strategi jitu dalam melawan wabah Covid 19 ini agar stabilisasi ekonomi, stabilisasi pengajaran dalam lingkungan pendidikan dapat terjaga dengan tetap memperhatikan arahan – arahan dari pemerintah Provinsi Bali. Bagi pendidik hindu apalagi ditambah anjuran dari kementerian pendidikan dan kebudayaan segala pembelajaran berbentuk online/daring (dalam jaringan).

Kreativitas mengajar guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti menjadi penting dalam menghadapi masalah Covid-19. Kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Akan timbul masalah dalam pelaksanaan pembelajaran daring, jika kreativitas guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti rendah. Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19, dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi dalam sistem pembelajaran daring karena guru merupakan jabatan profesional yang terkait langsung di dalam dunia pendidikan dan berinteraksi dengan siswa dalam kesehariannya harus memiliki kreativitas yang tinggi. Terlebih peran guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sebagai pendidik sekaligus pembimbing siswa dalam pembelajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti tidak dapat ditinggalkan. Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti mesti melakukan segala cara agar siswa dapat terlayani dengan baik.

 

 

3.1 Tantangan Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

Tantangan atau kesulitan guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dan siswa dalam sistem pembelajaran daring merupakan bagian dari dinamika pendidikan masa Covid-19. Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sebagai kunci keberhasilan pembelajaran, berupaya untuk meningkatkan kreativitas dalam mengajar. Dalam menghadapi permasalahan pembelajaran daring, guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti perlu meningkatkan kreativitas. Kreativitas tersebut berkaitan dengan kemampuan guru dalam menciptakan perubahan-perubahan model pengajaran, kemampuan guru melakukan pembenahan-pembenahan kelemahan prosedur atau tahapan pengajaran, kemampuan guru untuk mengeksplorasi (mencari) ide-ide baru, kemampuan guru dalam memanfaatkan kamajuan media teknologi serta berbagai kemampuan lain yang signifikan dengan kategori guru yang kreatif. Tantangan yang dihadapi masing-masing sekolah tentu berbeda-beda. Begitu juga tantangan yang dialami SD Bali Public School dimasa pandemi Covid-19 antara lain;

a.    Terbatasnya tatap muka antara pendidik dengan peserta didik,

b.    kurangnya SDM beberapa guru yang masih gaptek terhadap mengoprasikan computer maupun HP androidnya, ketika peserta didik dikirimkan video maupun soal berbasis online pendampingan orang tua dalam mendampingi anak – anaknya menjawab soal maupun belajar online kurang, karena orang tua siswa juga memiliki kesibukan yang lain.

c.    Keterbatasan dan belum canggihnya orang tua siswa juga dalam mengakses teknologi berbasis online yang diberikan oleh guru dari sekolah. Apalagi kita menyoroti guru yang tidak sama sekali mengenal teknologi, sudahlah ada istilah PR lagi bagi anak – anak didik. Dalam hal ini Tri Sentral pendidikan seakan tidak beroperasi maksimal akibat Covid-19 ini. Tapi di satu sisi Covid-19 ini mengajarkan kepada semua komponen untuk belajar mengenai system belajar online bersama, mengajarkan kepada anak didik arti dari sebuah kemandirian belajar dan merdeka belajar, memberikan penyadaran kepada orang tua siswa akan pentingnya pendidikan bagi anaknya.

 

3.2 Strategi Mengahadapi Tantangan

Peranan Pendidikan Agama Hindu yang kental dengan dasar Tri Pitama (tiga pilar utama) dan Tri Hita Karana sangatlah memiliki pengaruh dalam dunia pendidikan yang terkena dampak Covid-19 saat ini. Tiga pilar utama ini antara lain Tattwa (Pengetahuan dalam pendidikan), Susila (Penerapan dalam pendidikan), dan Acara (Daya Kreatifitas dalam pendidikan). Ketiga pilar ini tidak menyurutkan niat siswa untuk belajar dan niat guru untuk mengajar dan belajar. Sehinnga sistem komunikasi antara guru dan siswa terus terjalin secara efektif. Dan realisasi dari Tri Pitama ini yaitu Tri Hita Karana yang memiliki substansi makna keseimbangan dan keharmonisan. Dalam memandang Covid-19 ini harus ada kesimbangan antara manusia dengan Tuhan (Parhyangan), Adanya komunikasi yang solid antara Manusia dengan sesama manusia, dan Adanya hubungan yang selalu padu antara manusia dengan Alam (Palemahan) /Pertiwi. 

Adapun strategi yang dilakukan oleh SD Bali Public School dalam mengahadapi tantangan Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti ditengah wabah pandemi Covid-19 ini adalah:

1.    Pemamfaatan Media Pembelajaran online.

Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dapat memastikan peserta didik mengikuti pembelajaran dalam waktu bersamaan meskipun di tempat yang berbeda. Guru agama melakukan perubahan dari setiap tindakan konkreat dari segi pembelajaran yang dilakukan. Hal ini terbukti dari hasil observasi yang dilakukan, sebagai contoh guru agama Hindu dan Budi Pekerti telah membuat soal dan kuis secara online dengan memamfaatkan aplikasi google form dan quiziz kemudian dikirimkan (link pembelajaran) ke orang tua siswa. Guru Agama Hindu telah membuat grup WA, selain group WA walikelas agar setiap guru bisa berkomunikasi dengan siswa dan orang tua bisa mempergunakan dan memamfaatkan pembelajaran daring tatap muka virtual dengan memamfataakn aplikaso Zoom Meeting atau Teleconference.

2.    Rasa dan Ego

Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam melakukan proses pembelajaran selalu mempergunakan rasa, dan rasio, serta raga, dalam mengambil keputusan terhadap kesehatan pribadi yang dimiliki. Artinya tidak membuat peserta didik panik di rumah atau guru memebri tugas yang memunculkan stress dan polemik bagi siswa.Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti telah memprioritaskan kerja konkret (nyata) daripada konsep yang tinggi namun tidak tercapai. Dalam menyampaikan materi pembelajaran Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti haruslah memamfaatkan unsur-unsur seni. Menjadi mulia dari seni mengajar kepada siswa, memberikan pemahaman bahwa hidup lebih penting dari tingginya gelar yang dimiliki sebagai dasar dalam membentuk karakter yang beradab kepada peserta didik.

3.    Selalu berkreativiatas.

Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti selalu memiliki kreasi untuk menyampaikan proses pembelejaran. Salah satu contoh sederhana yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam memberikan materi pembelajaran bagi siswa di rumah adalah mengirimkan cerita-cerita pendek (ITIHASA) bergambar atau video. Cerita pendek bergambar atau video yang dimaksud tentu berisi nilai-nilai kebenaran kitab Veda. Melalui nilai-nilai tersebut, kebutuhan siswa akan kebenaran Veda dapat terpenuhi. Kreativitas mengajar guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti yang semakin meningkat diharapkan dapat menjadi solusi pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Ide-ide kreatif diperlukan dalam mengembangkan sistem pembelajaran daring bagi siswa selama belajar di rumah. Untuk itu, sebagai guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti diharapkan dapat terus mengembangkan diri dan berupaya untuk terus meningkatkan daya kreativitas dalam mengajar selama pandemi Covid-19 belum berakhir.

4.    Memamfaatkan teknologi kekinian dan kedisinian.

Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam pembelajaran dapat memberi tugas terukur sesuai dengan tujuan materi yang disampaikan kepada peserta didik. Kreativitas guru dalam memilih media dan metode mengajar pada masa pandemi Covid-19 adalah sangat penting. Memilih dan menetapkan metode pembelajaran sama artinya dengan memilih dan menetapkan tujuan pembelajaran, sebab metode memiliki signifikansi fungsional yang kuat dan terarah dengan tujuan pembelajaran. Untuk itu, kreativitas guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam memilih media dan metode pembelajaran daring menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan dalam mengatasi tantangan guru dalam mengajar di masa Covid-19.

5.    Menggunakan Metode Celepuk

Metode Celepuk adalah salah satu metode kekinian dan kedisinian yang diterapkan oleh guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di SD Bali Public School. Metode Celepuk berasal dari akronim kata “Celep” dan “Puk”, “Celep” memiliki arti masuk/entri. “Puk” memiliki makna Tepuk atau melihat. Jadi Celepuk dalam konteks penguraian kata ini, memiliki subtansi maksud bahwa, sebagai kaum intelek yang melek, kita patut masuk dulu dalam dunia digitalisasi barulah dapat melihat semesta yang seutuhnya atau aplikasi IT yang selengkapnya. Metode Celepuk merupakan metode/cara yang hadir ditengah pandemic covid-19 yang dibilang baru dari biasanya, oleh karena penganut paham Celepukisme  baru menyadari dari tindakan membuat layangan Celepuk banyak ruas – ruas atau serat – serat semiotika yang perlu dirangsang pemikiran pembaca untuk menelaahnya sebagai bagian dari tindakan Karmajnana. Selain Penguraian secara redifinisi mengenai metode celepuk. Celepuk jika digariskan kepanjangannya yakni; “Ce” yang artinya Cermat, “le” memiliki makna luwes. “Pu” yang berarti peluang, dan “K” yang memiliki arti Kreatifitas. Maksudnya adalah kita selalu Cermat dalam memilih restorasi sebagai bagian inovasi dan kreatifitas agar sifat dari harapan pembelajaran hindu itu adalah luwes dapat tercapai secara maksimal.

6.    Membangun Suasana Belajar Baru

Membangun suasana belajar yang sifatnya redifinisi atau keluar dari zona nyaman, sebagaimana yang telah dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Dalam proses penyampaian materi pembelajaran, guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti terus beriniovasi dan meningkatkan kualitas pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap proses pembelajaran saat ini. Harus siap untuk berbenah dan menggunakan metode yang baru. Sebagai contoh menggabungkan power point menjadi video dengan suara dan video dengan wajah asli. Mengunggah setiap aktivitas pembelajaran di youtube dan mengarsipkan semua dokument pada google drive, sehingga suatu saat dibutuhkan cepat bisa diakses.

 

 

IV. SIMPULAN

Semenjak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, menyebabkan dampak dikalangan dunia pendidikan. Permasalahan pendidikanpun muncul satu – persatu ditengah hantaman keras Covid-19 yang ada. Hasil observasi di SD Bali Public School dari Bulan Maret hingga September 2020 terkait dengan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti menunjukan bahwa terdapat strategi dan tantangan nyata dalam proses pembelajaran daring (PJJ).

Tantangan yang dialami SD Bali Public School dimasa pandemi Covid-19 antara lain; Terbatasnya tatap muka antara pendidik dengan peserta didik, kurangnya SDM beberapa guru yang masih gaptek terhadap mengoprasikan computer maupun HP androidnya, ketika peserta didik dikirimkan video maupun soal berbasis online pendampingan orang tua dalam mendampingi anak – anaknya menjawab soal maupun belajar online kurang, karena orang tua siswa juga memiliki kesibukan yang lain. Keterbatasan dan belum canggihnya orang tua siswa juga dalam mengakses teknologi berbasis online yang diberikan oleh guru dari sekolah.

Adapun strategi yang dilakukan oleh SD Bali Public School dalam mengahadapi tantangan pembelajaran pendidikan agama Hindu dan budi pekerti ditengah wabah pandemi Covid-19 ini adalah; Pemamfaatan media pembelajaran online, guru pendidikan agama Hindu dan budi pekerti dalam melakukan proses pembelajaran selalu mempergunakan rasa, dan rasio, serta raga, dalam mengambil keputusan terhadap kesehatan pribadi yang dimiliki. Guru pendidikan agama Hindu dan budi pekerti selalu berkreativiatas, memamfaatkan teknologi kekinian dan kedisinian, menggunakan metode celepuk, dan membangun suasana belajar baru.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

KEMENDIKNAS. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Pendidikan Karakter. Jakarta: KEMENDIKNAS, Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum.

 

KEMENDIKNAS. 2014. Ensiklopedia Lintas Sejarah Indonesia. Penguatan Karakter Bangsa dalam literasi visual seri 1 - 7. Jakarta: Binar.

 

Paul Suparno, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

 

Plomp.1997. Educational and Training Sistem Design. Eschede: University of Twente

 

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

 

Undang - Undang No. 23 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional

 

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

 

SE Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020, tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus Corona.

 

Sumber situs internet:

www.riaupos.jawapos.com

Link:

https://riaupos.jawapos.com/pendidikan/09/08/2020/236189/kreativitas-guru-pendidikan-agama-islam-di-masa-pandemi-covid19.html

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBERADAAN, PENGARUH DAN HUBUNGAN AGAMA HINDU DENGAN KONSEPSI ESTETIKA DI BALI

Take Home Landasan Pendidikan