STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI DI TENGAH PANDEMI COVID-19
ABSTRAK
Semenjak pandemi Covid-19 merebak di
Indonesia, menyebabkan dampak dikalangan dunia pendidikan. Surat Edaran Nomor 4
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) yang diterbitkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengakibatkan semua peserta didik
dirumahkan atau belajar dari rumah. Permasalahan pendidikanpun muncul satu –
persatu ditengah hantaman keras Covid-19 yang ada. Hasil observasi di SD Bali
Public School dari Bulan Maret hingga September 2020 terkait dengan proses
pembelajaran jarak jauh (PJJ) khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti menunjukan bahwa terdapat strategi dan tantangan nyata dalam
proses pembelajaran daring (PJJ). Khusus mengenai Startegi dan Tantangan
Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, peneliti menggunakan
pendekatan model 4 D (Define, Design,
Development and Dissemination) yang mengacau pengembangan oleh Thiagarajan
(1974). Penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan
tindakan baru yang teruji secera efektif dan dapat memperbaiki perilaku atau
karakter siswa. Penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan program
sekolah melalui proses pembelajaran di SD Bali Public School.
Tantangan yang dialami SD Bali
Public School dimasa pandemi Covid-19 antara lain; Terbatasnya tatap muka
antara pendidik dengan peserta didik, kurangnya SDM beberapa guru yang masih
gaptek terhadap mengoprasikan computer maupun HP androidnya, ketika peserta
didik dikirimkan video maupun soal berbasis online pendampingan orang tua dalam
mendampingi anak – anaknya menjawab soal maupun belajar online kurang, karena
orang tua siswa juga memiliki kesibukan yang lain. Keterbatasan dan belum canggihnya
orang tua siswa juga dalam mengakses teknologi berbasis online yang diberikan
oleh guru dari sekolah.
Adapun strategi yang dilakukan oleh
SD Bali Public School dalam mengahadapi tantangan pembelajaran pendidikan agama
Hindu dan budi pekerti ditengah wabah pandemi Covid-19 ini adalah; Pemamfaatan
media pembelajaran online, guru pendidikan agama Hindu dan budi pekerti dalam
melakukan proses pembelajaran selalu mempergunakan rasa, dan rasio, serta raga,
dalam mengambil keputusan terhadap kesehatan pribadi yang dimiliki. Guru
pendidikan agama Hindu dan budi pekerti selalu berkreativiatas, memamfaatkan
teknologi kekinian dan kedisinian, menggunakan metode celepuk, dan membangun
suasana belajar baru.
Kata kunci: Strategi,
Tantangan, Covid-19, Pendidikan Agama Hindu
ABSTRAC
Since
the Covid-19 pandemic broke out in Indonesia, it had an impact on the education
sector. The form letter Number 4 in 2020 about the Implementation of Education
Policies in an Emergency Period of the Spread of Corona Virus Disease
(Covid-19) which was issued by the Minister of Education and Culture of the
Republic of Indonesia resulted in all students being sent home or studying from
home. Many problems rose one by one in the midst of the existing Covid-19
attacked. The results of observation at SD Bali Public School from March to
September 2020 related to the Online Learning Process (OLP), especially for the
Hindus Religion and Moral Science showed that there are real strategies and
challenges in the online learning process (OLP). Specifically, regarding the
Learning Strategies and Challenges of Hindus Religion and Moral Science, the
researcher used the 4-D (Define, Design, Development and Dissemination) model
approaches which referred to the development by Thiagarajan (1974). Action
research is a research conducted to find a new action that have been tested
effectively and can improve students’ behavior or character. The development
research is used to develop the school’s programs through the learning process
at SD Bali Public School.
The
challenges faced by SD Bali Public School during the Covid-19 pandemic, such
as: Limited face-to-face contact between educators and students; lack of human
resources in operating computers and their smart phones. When students are
provided videos or online-based questions, the parents had limit times in
supervising their children in completing their tasks. The parent’s limitations
showed that all of them are not ready yet to access the online-based learning
provided by teachers.
The
strategies carried out by SD Bali Public School in facing the challenges of
Hindus Religion and Moral Science in the midst of the existing Covid-19
attacked are the use of online learning media, The Hindus Religion and Moral
Science’s teachers in carrying out the learning process always use their
feeling, mindset, and body, following the health protocol in making decisions
about their personal health. The Hindus Religion and Moral Science’s teachers
are always be creative, using the newest technology, using the Celepuk method,
and creating a new learning atmosphere.
Keywords:
Strategy,
challenges, Pandemic of Covid-19, Hindus Religion and Moral Science
I. PENDAHULUAN
Akhir-
akhir ini banyak sosmed dibanjiri oleh pemberitaan wabah yang menular yaitu
wabah virus Corona, atau yang lebih dikenal dengan istilah Covid-19. Era
kekinian dan kedisinian dalam dunia kesehatan membawa dampak yang maha dasyat
pada sektor – sektor yang ada di dunia terlebih khususnya di Indonesia.
Semenjak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, menyebabkan dampak yang
problematik di segala bidang. Baik dalam sistem pemerintahan, sistem politik,
ekonomi, budaya, teknologi maupun pendidikan. Dampak dikalangan dunia
pendidikan adalah diputuskannya semua peserta didik dirumahkan atau belajar
dari rumah oleh pemerintah. Permasalahan pendidikanpun muncul satu – persatu
ditengah hantaman keras Covid-19 yang ada. Permasalahan guru dan tenaga
kependidikan harus berusaha bekerja dari rumah baik halnya guru dan tenaga
kependidikan yang ada pada instansi sekolah
Negeri maupun Swasta dari tingkat PG (Play Group) hingga Perguruan Tinggi. Dari
tingkat PG hingga perguruan tinggi memiliki permasalahan yang bervariasi.
Surat
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) yang diterbitkan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dimana surat edaran ini
menekankan bahwa proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media daring
(online). Artinya, proses belajar mengajar bagi peserta didik untuk sementara
waktu dilakukan di rumah. Sekalipun demikian, peran guru sebagai pendidik tetap
dilaksanakan dengan memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Kreativitas
mengajar menjadi bagian yang sangat penting dalam sistem pembelajaran daring
pada masa Covid-19.
Tidak
sedikit persoalan muncul menerpa para praktisi pendidikan di sekolah. Guru yang
memiliki peran mulia dalam mendidik peserta didik di sekolah, menghadapi
tantangan berat dengan adanya pandemi Covid-19 ini. Namun muncul polemik
masyarakat pada metamorfosa di masa pandemi Covid-19. Hal ini tentu dirasa
berat oleh pendidik dan peserta didik. Khusus bagi pendidik, dituntut kreatif
dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring. Ini perlu
disesuaikan dengan jenjang pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya akan
menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental). Tuntutan untuk kreatif dalam
mengantisipasi berhentinya proses pembelajaran tatap muka di kelas. Hal ini
tentu tidak mudah.
Hasil
observasi di SD Bali Public School dari Bulan Maret hingga September 2020
terkait dengan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) khususnya mata pelajaran
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti menunjukan bahwa terdapat strategi dan
tantangan nyata dalam proses pembelajaran daring (PJJ). Dimana guru pendidikan
agama Hindu dan Budi Pekerti diminta kreatif dan melek teknologi sehingga mampu
menyesuaikan dengan sigap segala macam bentuk perubahan terkait proses
pembelajaran.
II. METODE
Khusus
mengenai Startegi dan Tantangan Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti, peneliti menggunakan pendekatan model 4 D (Define, Design, Development and Dissemination) yang mengacau
pengembangan oleh Thiagarajan (1974). Penelitian tindakan adalah penelitian
yang dilakukan untuk menemukan tindakan baru yang teruji secera efektif dan
dapat memperbaiki perilaku atau karakter siswa. Penelitian pengembangan
digunakan untuk mengembangkan program sekolah melalui proses pembelajaran di SD
Bali Public School. (Sugiyono, 2016, 367 – 368). Pengembangan penelitian ini
merujuk pada model pengembangan Plomp (1997), yang pengembangannya meliputi
lima fase seperti: (1) fase investigasi awal; (2) fase design/perancangan; (3)
fase realisasi/konstruksi; (4) fase tes, evaluasi & revisi; dan (5) fase implementasi.
Fokus penelitian hanya sampai pada tahap keempat karena kajian penelitian ini
lebih memfokuskan pada Startegi dan Tantangan Pembelajaran Pendidikan Agama
Hindu dan Budi Pekerti, sehingga fase ke lima hanya dilakukan uji coba terbatas
yakni di SD Bali Public School yang merupakan lokasi penelitian ini
dilaksanakan. Data dikumpulkan dengan teknik observasi partisipan, wawancara,
studi kepustakaan, dan pencatatan dokumen. Data yang telah terkumpul kemudian
diproses dan dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif.
III. PEMBAHASAN
Wabah
Covid-19 membuat sekolah negeri maupun swasta mencari solusi kreatif agar anak
– anak didiknya selalu dapat pembelajaran dan pengajaran. Terutama Pendidik
Hindu yang menekankan selain pembelajaran juga menyelipkan pendidikan karakter
kepada anak didik. Karena menjadi guru agama Hindu yang melaksanakan pendidikan
di lingkungan sekolah dasar hingga di masyarakat perlu memiliki strategi jitu
dalam melawan wabah Covid 19 ini agar stabilisasi ekonomi, stabilisasi
pengajaran dalam lingkungan pendidikan dapat terjaga dengan tetap memperhatikan
arahan – arahan dari pemerintah Provinsi Bali. Bagi pendidik hindu apalagi
ditambah anjuran dari kementerian pendidikan dan kebudayaan segala pembelajaran
berbentuk online/daring (dalam jaringan).
Kreativitas
mengajar guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti menjadi penting dalam
menghadapi masalah Covid-19. Kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan
gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Akan timbul
masalah dalam pelaksanaan pembelajaran daring, jika kreativitas guru Pendidikan
Agama Hindu dan Budi Pekerti rendah. Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti dalam menghadapi tantangan pandemi Covid-19, dituntut untuk memiliki
kreativitas yang tinggi dalam sistem pembelajaran daring karena guru merupakan
jabatan profesional yang terkait langsung di dalam dunia pendidikan dan
berinteraksi dengan siswa dalam kesehariannya harus memiliki kreativitas yang
tinggi. Terlebih peran guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sebagai
pendidik sekaligus pembimbing siswa dalam pembelajaran Agama Hindu dan Budi
Pekerti tidak dapat ditinggalkan. Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
mesti melakukan segala cara agar siswa dapat terlayani dengan baik.
3.1 Tantangan
Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
Tantangan
atau kesulitan guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dan siswa dalam
sistem pembelajaran daring merupakan bagian dari dinamika pendidikan masa
Covid-19. Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sebagai kunci
keberhasilan pembelajaran, berupaya untuk meningkatkan kreativitas dalam
mengajar. Dalam menghadapi permasalahan pembelajaran daring, guru Pendidikan
Agama Hindu dan Budi Pekerti perlu meningkatkan kreativitas. Kreativitas tersebut
berkaitan dengan kemampuan guru dalam menciptakan perubahan-perubahan model
pengajaran, kemampuan guru melakukan pembenahan-pembenahan kelemahan prosedur
atau tahapan pengajaran, kemampuan guru untuk mengeksplorasi (mencari) ide-ide
baru, kemampuan guru dalam memanfaatkan kamajuan media teknologi serta berbagai
kemampuan lain yang signifikan dengan kategori guru yang kreatif. Tantangan
yang dihadapi masing-masing sekolah tentu berbeda-beda. Begitu juga tantangan
yang dialami SD Bali Public School dimasa pandemi Covid-19 antara lain;
a. Terbatasnya tatap muka antara
pendidik dengan peserta didik,
b. kurangnya SDM beberapa guru yang
masih gaptek terhadap mengoprasikan computer maupun HP androidnya, ketika
peserta didik dikirimkan video maupun soal berbasis online pendampingan orang
tua dalam mendampingi anak – anaknya menjawab soal maupun belajar online
kurang, karena orang tua siswa juga memiliki kesibukan yang lain.
c. Keterbatasan dan belum canggihnya
orang tua siswa juga dalam mengakses teknologi berbasis online yang diberikan
oleh guru dari sekolah. Apalagi kita menyoroti guru yang tidak sama sekali
mengenal teknologi, sudahlah ada istilah PR lagi bagi anak – anak didik. Dalam
hal ini Tri Sentral pendidikan seakan tidak beroperasi maksimal akibat Covid-19
ini. Tapi di satu sisi Covid-19 ini mengajarkan kepada semua komponen untuk
belajar mengenai system belajar online bersama, mengajarkan kepada anak didik
arti dari sebuah kemandirian belajar dan merdeka belajar, memberikan penyadaran
kepada orang tua siswa akan pentingnya pendidikan bagi anaknya.
3.2 Strategi
Mengahadapi Tantangan
Peranan
Pendidikan Agama Hindu yang kental dengan dasar Tri Pitama (tiga pilar utama)
dan Tri Hita Karana sangatlah memiliki pengaruh dalam dunia pendidikan yang
terkena dampak Covid-19 saat ini. Tiga pilar utama ini antara lain Tattwa
(Pengetahuan dalam pendidikan), Susila (Penerapan dalam pendidikan), dan Acara
(Daya Kreatifitas dalam pendidikan). Ketiga pilar ini tidak menyurutkan niat
siswa untuk belajar dan niat guru untuk mengajar dan belajar. Sehinnga sistem
komunikasi antara guru dan siswa terus terjalin secara efektif. Dan realisasi
dari Tri Pitama ini yaitu Tri Hita Karana yang memiliki substansi makna
keseimbangan dan keharmonisan. Dalam memandang Covid-19 ini harus ada
kesimbangan antara manusia dengan Tuhan (Parhyangan),
Adanya komunikasi yang solid antara Manusia dengan sesama manusia, dan Adanya
hubungan yang selalu padu antara manusia dengan Alam (Palemahan) /Pertiwi.
Adapun
strategi yang dilakukan oleh SD Bali Public School dalam mengahadapi tantangan Pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti ditengah wabah pandemi Covid-19 ini
adalah:
1.
Pemamfaatan Media Pembelajaran
online.
Sistem pembelajaran dapat
dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang
terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru Pendidikan Agama Hindu dan
Budi Pekerti dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama
menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram,
aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan
demikian, guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dapat memastikan peserta
didik mengikuti pembelajaran dalam waktu bersamaan meskipun di tempat yang
berbeda. Guru agama melakukan perubahan dari setiap tindakan konkreat dari segi
pembelajaran yang dilakukan. Hal ini terbukti dari hasil observasi yang
dilakukan, sebagai contoh guru agama Hindu dan Budi Pekerti telah membuat soal
dan kuis secara online dengan memamfaatkan aplikasi google form dan quiziz
kemudian dikirimkan (link pembelajaran) ke orang tua siswa. Guru Agama Hindu
telah membuat grup WA, selain group WA walikelas agar setiap guru bisa
berkomunikasi dengan siswa dan orang tua bisa mempergunakan dan memamfaatkan
pembelajaran daring tatap muka virtual dengan memamfataakn aplikaso Zoom Meeting atau Teleconference.
2.
Rasa dan Ego
Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti dalam melakukan proses pembelajaran selalu mempergunakan rasa, dan
rasio, serta raga, dalam mengambil keputusan terhadap kesehatan pribadi yang
dimiliki. Artinya tidak membuat peserta didik panik di rumah atau guru memebri
tugas yang memunculkan stress dan polemik bagi siswa.Guru Pendidikan Agama
Hindu dan Budi Pekerti telah memprioritaskan kerja konkret (nyata) daripada
konsep yang tinggi namun tidak tercapai. Dalam menyampaikan materi pembelajaran
Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti haruslah memamfaatkan unsur-unsur
seni. Menjadi mulia dari seni mengajar kepada siswa, memberikan pemahaman bahwa
hidup lebih penting dari tingginya gelar yang dimiliki sebagai dasar dalam
membentuk karakter yang beradab kepada peserta didik.
3.
Selalu berkreativiatas.
Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti selalu memiliki kreasi untuk menyampaikan proses pembelejaran. Salah
satu contoh sederhana yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti dalam memberikan materi pembelajaran bagi siswa di rumah adalah
mengirimkan cerita-cerita pendek (ITIHASA) bergambar atau video. Cerita pendek
bergambar atau video yang dimaksud tentu berisi nilai-nilai kebenaran kitab
Veda. Melalui nilai-nilai tersebut, kebutuhan siswa akan kebenaran Veda dapat
terpenuhi. Kreativitas mengajar guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
yang semakin meningkat diharapkan dapat menjadi solusi pembelajaran di masa
pandemi Covid-19. Ide-ide kreatif diperlukan dalam mengembangkan sistem
pembelajaran daring bagi siswa selama belajar di rumah. Untuk itu, sebagai guru
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti diharapkan dapat terus mengembangkan
diri dan berupaya untuk terus meningkatkan daya kreativitas dalam mengajar
selama pandemi Covid-19 belum berakhir.
4.
Memamfaatkan teknologi kekinian dan
kedisinian.
Guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi
Pekerti dalam pembelajaran dapat memberi tugas terukur sesuai dengan tujuan
materi yang disampaikan kepada peserta didik. Kreativitas guru dalam memilih
media dan metode mengajar pada masa pandemi Covid-19 adalah sangat penting.
Memilih dan menetapkan metode pembelajaran sama artinya dengan memilih dan
menetapkan tujuan pembelajaran, sebab metode memiliki signifikansi fungsional
yang kuat dan terarah dengan tujuan pembelajaran. Untuk itu, kreativitas guru
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam memilih media dan metode
pembelajaran daring menjadi bagian penting yang perlu diperhatikan dalam
mengatasi tantangan guru dalam mengajar di masa Covid-19.
5.
Menggunakan Metode Celepuk
Metode Celepuk adalah salah satu
metode kekinian dan kedisinian yang diterapkan oleh guru Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti di SD Bali Public School. Metode Celepuk berasal dari akronim
kata “Celep” dan “Puk”, “Celep” memiliki arti
masuk/entri. “Puk” memiliki makna Tepuk atau melihat. Jadi Celepuk dalam
konteks penguraian kata ini, memiliki subtansi maksud bahwa, sebagai kaum
intelek yang melek, kita patut masuk dulu dalam dunia digitalisasi barulah
dapat melihat semesta yang seutuhnya atau aplikasi IT yang selengkapnya. Metode
Celepuk merupakan metode/cara yang hadir ditengah pandemic covid-19 yang
dibilang baru dari biasanya, oleh karena penganut paham Celepukisme baru menyadari
dari tindakan membuat layangan Celepuk banyak ruas – ruas atau serat – serat
semiotika yang perlu dirangsang pemikiran pembaca untuk menelaahnya sebagai
bagian dari tindakan Karmajnana. Selain
Penguraian secara redifinisi mengenai metode celepuk. Celepuk jika digariskan kepanjangannya
yakni; “Ce” yang artinya Cermat, “le” memiliki makna luwes. “Pu” yang berarti peluang, dan “K” yang memiliki arti Kreatifitas.
Maksudnya adalah kita selalu Cermat dalam memilih restorasi sebagai bagian
inovasi dan kreatifitas agar sifat dari harapan pembelajaran hindu itu adalah
luwes dapat tercapai secara maksimal.
6.
Membangun Suasana Belajar Baru
Membangun suasana belajar yang
sifatnya redifinisi atau keluar dari zona nyaman, sebagaimana yang telah
dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Dalam proses
penyampaian materi pembelajaran, guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
terus beriniovasi dan meningkatkan kualitas pengetahuan dan pemahaman mereka
terhadap proses pembelajaran saat ini. Harus siap untuk berbenah dan
menggunakan metode yang baru. Sebagai contoh menggabungkan power point menjadi
video dengan suara dan video dengan wajah asli. Mengunggah setiap aktivitas
pembelajaran di youtube dan mengarsipkan semua dokument pada google drive,
sehingga suatu saat dibutuhkan cepat bisa diakses.
IV. SIMPULAN
Semenjak
pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, menyebabkan dampak dikalangan dunia
pendidikan. Permasalahan pendidikanpun muncul satu – persatu ditengah hantaman
keras Covid-19 yang ada. Hasil observasi di SD Bali Public School dari Bulan
Maret hingga September 2020 terkait dengan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ)
khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti menunjukan
bahwa terdapat strategi dan tantangan nyata dalam proses pembelajaran daring
(PJJ).
Tantangan
yang dialami SD Bali Public School dimasa pandemi Covid-19 antara lain;
Terbatasnya tatap muka antara pendidik dengan peserta didik, kurangnya SDM
beberapa guru yang masih gaptek terhadap mengoprasikan computer maupun HP
androidnya, ketika peserta didik dikirimkan video maupun soal berbasis online
pendampingan orang tua dalam mendampingi anak – anaknya menjawab soal maupun
belajar online kurang, karena orang tua siswa juga memiliki kesibukan yang
lain. Keterbatasan dan belum canggihnya orang tua siswa juga dalam mengakses
teknologi berbasis online yang diberikan oleh guru dari sekolah.
Adapun
strategi yang dilakukan oleh SD Bali Public School dalam mengahadapi tantangan
pembelajaran pendidikan agama Hindu dan budi pekerti ditengah wabah pandemi
Covid-19 ini adalah; Pemamfaatan media pembelajaran online, guru pendidikan
agama Hindu dan budi pekerti dalam melakukan proses pembelajaran selalu
mempergunakan rasa, dan rasio, serta raga, dalam mengambil keputusan terhadap
kesehatan pribadi yang dimiliki. Guru pendidikan agama Hindu dan budi pekerti
selalu berkreativiatas, memamfaatkan teknologi kekinian dan kedisinian,
menggunakan metode celepuk, dan membangun suasana belajar baru.
DAFTAR PUSTAKA
KEMENDIKNAS. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Pendidikan Karakter. Jakarta: KEMENDIKNAS, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kurikulum.
KEMENDIKNAS. 2014. Ensiklopedia Lintas Sejarah Indonesia.
Penguatan Karakter Bangsa dalam literasi visual seri 1 - 7. Jakarta: Binar.
Paul Suparno, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan,
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Plomp.1997. Educational and Training Sistem Design. Eschede: University of
Twente
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Undang - Undang No. 23 tahun 2013
tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor:
87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
SE Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020,
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus
Corona.
Sumber situs internet:
Link:
Komentar
Posting Komentar