KUPAS TUNTAS TENTANG BELAJAR
Sebuah Kajian
Teori dan Praktik
Dengan
Pendekatan Agama Hindu
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kegiatan sehari – hari baik
secara disadari ataupun
tidak setiap orang pasti mengalami sebuah kegiatan yaitu belajar. Belajar
secara teori maupun praktik dari lingkungan sekitar. Belajar untuk mengerti arti kehidupan dan belajar untuk menjadikan diri semakin baik. Anak – anak pun
belajar bagaimana cara mereka berjalan dan berkomunikasi dengan baik. Sebagai
calon pendidik dan pendidik juga dituntut untuk mengetahui tentang arti penting belajar.
Karena belajar merupakan masalah yang pasti dihadapi setiap orang.
Belajar sebagai suatu proses
berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang
apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya
untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita
memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia di akses
tanggal 23 September 2016).
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi tertentu, di mana perubahan tingkah laku itu
tidak dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan, pemaksaan,
atau kondisi sementara (seperti senang, gembira, bahagia, dan bahkan sebaliknya seperti lelah, mabuk, perangsang dan
sebagainya).
Dalam kegiatan belajar dan mengajar
di sekolah terjadi sebuah proses yaitu interaksi antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa, dan bahkan siswa dengan guru jika terjadi kegiatan belajar.
Dalam interaksi tersebut akan terjadi sebuah proses pembelajaran, pembelajaran
secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, afektif,
psikomotorik, emosional,
pengaruh lingkungan dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat
perubahan, pengetahuan, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia.
Sesuai dengan latar
belakang sebagaimana yang telah diuraikan tersebut di atas, dan sesuai dengan
tugas pertama pada mata kuliah landasan pembelajaran, maka dalam paper ini akan mengupas lebih dalam tentang pengertian belajar dari beberapa
pakar dan ahli serta pandangan-pandangan tentang belajar baik secara teori
maupun praktiknya.
Adapun kajian
dimaksud menggunakan pendekatan agama Hindu.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan
menjadi fokus pembahasan adalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa saja definisi belajar dan
praktiknya?
1.2.2 Apa saja teori – teori tentang
belajar?
1.2.3 Bagaimanakah
kajian tentang belajar dengan pendekatan agama hindu?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan
paper ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.1.1
Dapat mengerti dan memahami definisi belajar dan praktiknya
dalam kehidupan sehari-hari.
1.3.1.2
Dapat mengetahui teori – teori tentang belajar.
1.3.1.3
Dapat mengenal kajian tentang belajar dengan pendekatan
agama hindu.
1.3.2
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan paper ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pembelajaran oleh bapak Dr. Drs. I Ketut Tanu, M.Si selaku
dosen pembimbing pada Program Pasca Sarjana (S2) IHDN Denpasar.
1.4
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dapat
diambil dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
1.4.1
Sebagai
tambahan khasanah keilmuwan yang dimiliki
khususnya dapat mengerti dan memahami definisi
belajar dan praktiknya
dalam kehidupan sehari-hari secara lebih mendalam lagi.
1.4.2
Sebagai
salah satu bahan acuan dan rujukan setelah
mengetahui teori
– teori tentang belajar.
1.4.3
Sebagai tambahan pemahaman awal dari kajian tentang belajar
dengan pendekatan agama hindu.
BAB
II
PEMBAHASAN
Bertolak
dari latar belakang
dan rumusan masalah sebagaimana telah diuraikan pada Bab I, maka dalam Bab II
tentang pembahasan dari rumusan masalah akan memfokuskan pada defenisi belajar
dan teori-teori tentang belajar, serta memberikan pandangan tentang belajar
dengan pendekatan agama hindu.
2.1
Definisi Belajar dan Praktiknya
Belajar adalah sebuah proses perubahan
di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan
kemampuan-kemampuan yang lain.
Berikut ini adalah beberapa pengertian
dan definisi belajar menurut beberapa ahli baik dari dalam maupun dari luar
negeri antara lain sebagai berikut;
1.
Wikipedia
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan
yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya suatu interaksi antara stimulus
dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia telah dapat
menunjukkan perubahan perilakunya.
2.
KBBI
Belajar ialah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
3.
Abdillah (2002)
Mengatakan belajar sebagai suatu usaha sadar yang
dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku, baik melalui latihan atau
pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk
memperoleh tujuan tertentu.
4.
Dimyati & Mudjiono (2006)
Belajar ialah suatu proses internal yang kompleks. Yang
terlibat dalam proses internal tersebut diantaranya meliputi unsur afektif
(berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, ketertarikan, apresiasi, dan penyesuaian
perasaan sosial).
5.
Slameto (2003)
Menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara menyeluruh, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
6.
Muhibbin
Menyatakan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis dan jenjang pendidikan.
7.
Djamarah (2002)
Mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas yang
dilakukan dengan melibatkan dua unsur yakni jiwa dan raga. Gerak raga yang
ditunjukan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan suatu perubahan.
Dan perubahan yang diperoleh itu bukan perubahan fisik, melainkan perubahan
jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang baru. Perubahan tersebut merupakan
hasil dari proses belajar.
8.
Sudjana (2010)
Menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Adapun perubahan hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti: penambahan
pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan serta
perubahan aspek-aspek lainnya yang ada pada individu-individu yang belajar.
9.
Nasution
Belajar
adalah menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan.
10. Notoatmodjo
Belajar
adalah usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup
11. Ahmadi
Abu
Belajar
adalah proses perubahan dalam diri manusia
12. Oemar
H.
Belajar
adalah bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
13. Noehi
Nasution
Belajar
adalah suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah
laku sebagai hasil terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan
atau munculnya perilaku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau
adanya perubahan sementara karena suatu hal.
14. Moh. Surya (1981:32)
Suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada
prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.
15. Anni (2004:4)
Proses paling penting bagi perubahan perilaku manusia dan
ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.
16. Sobry Sutikno
Suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya
17. Slameto (2003:2)
Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
18. Skinner ( Belajar dan pembelajaran
)
Hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta
melalui proses tingkah laku.
19. Trianto (2010:16)
Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja
maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu
perubahan pada diri pembelajar.
20. Ngalim Purwanto (1992 : 84)
Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku,
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
21. Lisnawaty
Simanjuntak (1998)
Berpendapat bahwa belajar merupakan perubahan yang
relatif menetap dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari
latihan dengan penguatan yang tidak termasuk perubahan-perubahan karena
kematangan, kelelahan dan kerasukan pada susunan syaraf atau dengan kata lain
mengetahui dan memahami sesuatu sehingga terjadi suatu perubahan dalam diri seseorang
yang belajar.
22. Prof.
Dr. Nana Syaodih Sukmadinata
Belajar bukan hanya menguasai pengetahuan, tetapi
pengembangan kemampuan (intelektual, sosial, fisik-motorik), dan pengembangan
segi-segi afektif yaitu sikap, minat, motivasi, nilai-nilai moral dan keagamaan.
23. Ernest R.
Hilgard (2001)
Menjelaskan bahwa belajar merupakan sebuah proses
perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang dapat menimbulkan perubahan dan
keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh hal lainnya.
24. Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning (1977)
Mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana
perilaku suatu organisme berubah akibat adanya suatu pengalaman. Belajar merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan yang terjadi dimaksud disebabkan adanya
pengalaman dan latihan-latihan bukan berupa akibat refleks atau naluri.
25. Winkel
Mengemukakan kata belajar sebagai aktivitas mental maupun
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang dapt
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
26. Morgan dalam bukunya Introduction to Psykology (1978)
Mengemukakan belajar sebagai salah satu yang relatif
tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman.
27. Vernon S.
Gerlach & Donald P. Ely
Mengemukakan belajar sebagai perubahan perilaku,
sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain
perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan
oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati.
28. Gerow
Menyatakan bahwa belajar itu ditunjukkan dengan perubahan
yang relatif permanen dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari praktek
atau pengalaman.
29. Hilgrad &
Bower dalam bukunya Theories of Learning (1975).
Menyatakan bahwa, belajar adalah cara memperoleh
pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman pribadi, mengingat,
menguasai pengalaman dan mendapatkan atau menemukan informasi.
30. Cronbach
Belajar
sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu menggunakan
panca indranya.
31. Snelbecker
Belajar
adalah harus mencakup tingkah laku dari tingkat yang paling sederhana sampai
yang kompleks dimana proses perubahan tersebut harus bisa dikontrol sendiri
atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal.
32. Whiterington
Belajar
adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan
dalam perubahan penguasaan pola-pola respontingkah laku yang baru nyata dalam
perubahan ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap.
33. Hintzman, Douglas L ( The Psychology of Learning and Memory 1987.
Suatu perubahan
yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
34. James Patrick Chaplin ( Dictionary of
Psychology 1985
)
Belajar dibatasi dengan dua macam rumusan. Rumusan
pertama Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua Belajar ialah proses
memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
35. Arno F. Wittig ( Psychology of Learning 1981)
Perubahan yang
relatif menetap yang terjadi dalam segala macam tingkah laku suatu organisme
sebagai hasil belajar.
36. Spears
Mengamati, membaca, imited, untuk mencoba sesuatu
sendiri, mendengarkan, mengikuti arahan.
37. Menurut
Asimov (1972)
Belajar merupakan sifat dasar manusia untuk memberikan
tangapan-tangapan reaksi dari lingkungan agar memenuhi kepuasan manusia dari
rasa ingin tahu atau kuriositas yg disebut idle curiosity, hal ini didorong
oleh naluri (instinct). Naluri itu bertitik pusat untuk mempertahankan
kelestarian hidup dan sifatnya tetap sepanjang zaman. Manusia mempunyai rasa
ingin tahu yang berkembang dan rasa ingin tahu tersebut tidak pernah terpuaskan
karena hal tersebut manusia secara alamiah akan belajar.
Setelah dianalisis dan dikaji
berdasarkan apa yang dirasakan, dilihat, dan dipahami, serta dilakukan, maka
tim kelompok kelas A pada Program Studi Magister (S2) Dharma Acarya IHD Negeri
Denpasar dapat mendefenisikan belajar antara lain;
1.
Menurut Edi
Putra – 2016
Belajar adalah segala sesuatu yang didapatkan dari panca
indria setiap saat, yang berhubungan dengan semua proses keberlangsungan hidup
dan kehidupan untuk pengetahuan, baik dari ciptaan tuhan yang hidup maupun
benda mati.
Dalam maksud tersebut, belajar merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan secara
sadar untuk memperoleh suatu perubahan, baik perubahan sikap (tingkah laku), pola
pikir, dan proses penambahan ilmu pengetahuan. Belajar apapun dapat
dilakukan dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja serta tidak terbatas oleh
waktu. Dapat pula diperoleh di rumah, bangku sekolah, lingkungan, pengalaman
pribadi, buku-buku maupun media lainnya.
2.
Menurut Sujanayasa
– 2016
Belajar adalah sebuah proses
yang tujuan utamanya untuk mendapatkan suatu perubahan.
Dalam maksud tersebut, belajar
itu adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dan akan menimbulkan
seuatu perubahan terhadap objeknya yaitu siswa. Dimana perubahan yang
ditumbulkan itu terjadi akibat dari apa yag siswa dapat dari belajar tersbut
bukan secara tiba-tiba, perubahan tersebut bisa terjadi kerena latihan-latihan
yang dilakukan dalam proses belajar atau pengalam yang dialami selama proses
belajar itu.
3.
Menurut Muliarta
– 2016
belajar itu adalah suatu yang dibiasakan, diajarkan, oleh
orang yang lebih tahu sehingga menimbulkan pengetahuan, keterampilan yang
menjadi kebiasaan dalam pola tingkah laku pada kehidupannya, seperti contoh
dari bagimana seorang ibu (orang tua) mengajarkan anaknya sejak dia bayi sampai
dia dewasa. Demikian juga sebaliknya si anak belajar dari intruksi dan
pembiasaan-pembiasaan yang ditunjukkan oleh orang tuanya. Sehingga dari proses
belajar tersebut si anak memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
4.
Menurut Ersa
Rahayu Dewi – 2016
Belajar dapat di lihat dari bagaimana seseorang mengalami
perubahan menuju yg lebih baik dan mampu menerima sesuatu perubahan dalam
belajar tersebut untuk di aplikasikan dalam tingkah lakunya sehari2. Proses
belajar ini lebih banyak di laksanakan pada lingkungan sekitar yg membawa
seseorang dalam melaksanakan proses belajar.
5.
Menurut Agus
Suryawan – 2016
Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku pada diri
individu dengan cara saling berinteraksi, antara guru dengan siswa, siswa
dengan siswa dan siswa dengan lingkungan sekitar.
6.
Menurut Dwi
Cahyaning Putri – 2016
Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan
yang bertujuan untuk mengadakan suatu perubahan di dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan dan
keterampilan. Belajar bertujuan untuk mengadakan suatu perubahan untuk menuju ke
arah yang lebih positif.
7.
Menurut Nona
Lestari – 2016
Belajar merupakan
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Mempelajari sesuatu secara langsung melalui lingkungan sekitar akan lebih mudah
dicerna dan dipahami. Jadi semakin banyak pengalaman yang kita alami maka
semakin banyak proses belajar yang kita lakukan.
8.
Menurut Sri
Uttami Dharmaningsih – 2016
Belajar pada hakekatnya merupakan
proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Sehingga belajar adalah suatu kemampuan yang
bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan dan proses
mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Proses
belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi
dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
9.
Menurut Adi
Mega Putra – 2016
Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang guna mendapatkan sebuah perubahan dalam dirinya baik proes itu melalui
pelatihan-pelatihan maupun pengalaman hidup yang dialami sendiri.
10.
Menurut Agung
Diah – 2016
Belajar merupakan tindakan atau usaha yang
dilakukan secara pasti misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan lain sebagainya yang dilakukan oleh seseorang agar menjadi lebih tau,
mengerti dan memahami apa yang ingin diketahui, usaha tersebut dilakukan setiap
saat dan dapat dilakukan dimana saja baik itu di sekolah, di lingkungan
masyarakat, keluarga, dengan membaca buku, majalah, internet dan lain
sebagainya.
11.
Menurut Candra
Wati – 2016
Belajar merupakan suatu bentuk
kegiatan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk mendapatkan suatu
perubahan dalam diri pelajar tersebut baik perubahan sikap, tingkah laku, pola
pikir, dan proses penambahan ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan perubahan
yang berbeda antara sebelum belajar dan sesudah belajar.
12.
Menurut Sintya
Ratna Sari – 2016
Belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilaksanakan secara sengaja dan
disadari melalui latihan-latihan dan pengalaman dalam aspek kongnitif, afektif
dan psikomotor.
13.
Menurut Ayu Mas
Adnyani – 2016
Belajar merupakan suatu perubahan keseluruhan tingkah
laku secara menyeluruh dalam setiap individu untuk ke arah yang lebih baik.
14.
Menurut Juliawan – 2016
Belajar merupakan kebutuhan dasar manusia
yang disadari baik secara langsung maupun tidak langsung, karena sifat manusia
pada umumnya yang memiliki rasa ingin tahu hal tersebut dapat menjadikan
pecutan bagi manusia untuk belajar. Manusia belajar berawal dari logika mereka
sendiri karena kebutuhan akan hidupnya, dengan menggunakan logika muncullah
pengetahuan yang merupakan kombinasi antara proses belajar manusia dengan
pengalaman- pengalaman hidup.
15.
Menurut Dwi
Sentana Putra – 2016
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam
kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan
yang lain.
16.
Menurut Desak
Juniani – 2016
Belajar adalah suatu proses siswa
mendapatkan pengalaman, berdialog,memecahkan masalah,menemukan sehingga terjadi
perubahan pada siswa tersebut.
17.
Menurut Deny
Chandewi – 2016
Belajar merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk memperoleh suatu perubahan yang di dapat melalui berbagai ilmu,
dengan ilmu yang di dapat dalam proses belajar di aplikasikan dalam lingkungan
sekitar sehingga perubahan dari proses hasil belajar tersebut dapat bermanfaat.
18.
Menurut Nita Adnyani – 2016
Belajar adalah suatu proses alami yang terjadi dalam
setiap kehidupan manusia yang melibatkan semua indera manusia agar dapat
bertahan hidup.
19.
Menurut Diana Osta – 2016
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan
seseorang atau individu untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui
pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman dengan salah satu cirinya dapat
dilihat dari adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu biasanya
berupa penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya, atau
penguasaan terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap. Bahkan lebih
dari itu, belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang
disampaikan namun bagaimana individu tersebut secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang
diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pengembangan
pribadinya.
20.
Menurut Bendesa Wiadnyana – 2016
Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam
kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,
sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan
yang lain.
21.
Menurut Rudiarta – 2016
Belajar adalah suatu aktivitas penerimaan pemahaman dan
pengetahuan yang dilakukan oleh seorang siswa dengan tingkat keberhasilannya
sangat ditentukan oleh pangalaman dan minat siswa, yang disertai dengan
terintegrasinya kurikulum secara maksimal. Aktivitas belajar akan lebih
mengarah pada pengembangan bakat dan minat siswa sehingga setiap siswa akan
mendapat kesempatan yang sama untuk menunjukan daya kreatifitas dan kelebihan
yang dimiliki. Dengan aktivitas belajar yang demikian, siswa akan mau belajar
tanpa terlalu dipaksa, tetapi mereka akan belajar dengan baik karena mereka
diperbolehkan untuk mengembangkan potensi yang mereka punya. Pembelajaran pun
akan lebih mengarah pada hal kognitif yang nantinya proses belajar akan lebih
melihat situasi siswa bukan kemauan guru.
22.
Menurut Widya Fitriani – 2016
Belajar
merupakan suatu proses pendewasaan diri individu secara bertahap dan signifikan
menuju ke arah yang lebih baik, yang terlihat dari perubahan
perilaku, emosional, serta pola pikir. Belajar adalah hal yang sangat
penting dan didapat dari mana saja baik di lingkungan sekolah, keluarga
maupun lingkungan masyarakat.
23.
Menurut Eko Sasmito – 2016
Belajar adalah proses perubahan berkat pengalaman dan
latihan. Artinya, kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang
menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap seseorang, bahkan tidak hanya
itu kkegiatan belajar juga menyangkut terhadapa perubahan setiap organisme atau
individu.
Kesimpulan yang bisa diambil dari
pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri
seseorang baik dari perubahan tingkah laku maupun mengenai cara berpikir
mengenai sesuatu hal yang terjadi setelah adanya proses pembelajaran.
Pada intinya belajar adalah segala
sesuatu yang di dapatkan dari panca indria setiap saat, yang berhubungan dengan
semua proses keberlangsungan hidup dan kehidupan untuk pengetahuan, baik dari
ciptaan tuhan yang hidup, mapun benda mati. Dalam maksud tersebut, belajar merupakan suatu bentuk
kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh suatu perubahan, baik
perubahan sikap (tingkah laku), pola pikir, dan proses penambahan ilmu
pengetahuan. Belajar apapun dapat dilakukan dimana saja, kapan saja,
dengan siapa saja serta tidak terbatas oleh waktu. Dapat pula diperoleh di rumah,
bangku sekolah, lingkungan, pengalaman pribadi, buku-buku maupun media lainnya.
2.2
Teori Belajar
Berikut ini akan diuraikan beberapa teori belajar dari beberapa pakar,
diantaranya;
2.2.1 Teori Belajar Connectionism
Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Thorndike berdasarkan eksperimen yang dilakukan tahun
1980an. Melalui Eksperimen ini dapat disimpulkan bahwa belajar adalah hubungan
antara stimulus dan respon. Di sini ditemukan pula adanya 3 hukum yang berlaku
dalam proses belajar yaitu law of effect,
law of readiness dan law of exercise.
2.2.2 Teori Belajar Sibernetik
Menurut teori sibernetik, belajar
adalah pengolahan informasi. (Hamzah Uno, 17 : 2006). Dalam teori sibernetik yang lebih penting
adalah sistem informasi yang diproses, karena informasi ini yang akan
menentukan proses.
Kelebihan Teori Sibernetik yaitu;
a. Cara
berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
b. Penyajian
pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
c. Kapabilitas
belajar dapat disajikan lebih lengkap.
d. Adanya
keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai.
e. Adanya
transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
f. Kontrol
belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu
g. Balikan
informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang
telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Kelemahan teori sibernetik adalah
teori ini dikritik karena lebih menekankan
pada sistem informasi yang
dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana
proses belajar.
2.2.3 Teori Belajar Skinner
Teori Skinner disebut juga dengan
teori pengkondisian operan. Pelopor
teori ini adalah B.F. Skinner. Inti dari teori ini adalah dimana konsekunsi
prilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan terjadi
(Santrock, 272:2010). Menurut Skinner, pengkondisian Operan terdiri dari 2
konsep utama, yaitu : penguatan (reinforcement), yang terbagi kedalam penguatan
positif dan penguatan negative, dan hukuman (punishment). (M. Asrori, 9 :
2008).
Penguatan positiv (positeve
reinforcement) adalah apa saja stimulus yang dapat meningkatkan sesuatu tingkah
laku. Contoh seorang siswa yang mencapai prestasi tinggi diberikan hadiah maka
dia akan mengulangi prestasi itu dengan harapan dapat hadiah lagi. Penguatan bisa berupa benda, penguatan sosial
(pujian, sanjungan) atau token (seperti nilai ujian). Penguatan negativ
(negative reinforcement) apa saja stimulus yang menyakitkan atau yang
menimbulkan keadaan tidak menyenangkan atau tidak mengenakan perasaan sehingga
dapat mengurangi terjadinya sesuatu tingkah laku. Contoh seorang siswa akan meninggalkan
kebiasaan terlambat mengumpulkan tugas/PR karena tidak tahan selalu dicemooh
oleh gurunya. Hukuman (punishment)
adalah apa saja stimulus yang menyebabkan sesuatu respon atau tingkah laku
menjadi berkurang atau bahkan langsung dihapuskan atau ditinggalkan. Contoh seorang siswa yang tidak mengerjakan
PR tidak dibolehkan bermain bersama teman-temannya saat jam istirahat.
2.2.4 Teori Belajar Classical
Conditioning
Teori ini berkembang berdasarkan hasil ekspesimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov ( 1849 – 1936 ) seorang
ilmuwan besar Rusia yang mendapatkan Nobel tahun 1909. Pada dasarnya teori ini
merupakan sebuah prosedur penciptaan reflek baru dengan cara mendatangkan stimulus
sebelum terjadinya reflek. Hasil dari percobaan ini dapat diambil 2 kesimpulan
hukum yaitu law of respondent
conditioning dan law of respondent extinction.
2.2.5 Teori Belajar Operant Conditioning
Teori ini diciptakan oleh Burrhus
Frederic Skinner (lahir tahun 1904) seorang penganut behaviorisme yang
dianggap kontroversi. Respon dalam Operant
Conditioning ini terjadi tanpa didahului stimulus melainkan ditimbulkan
oleh efek reinforcer, merupakan
stimulus namun kehadirannya tidak disengaja. Di sini menghasilkan 2 hukum yaitu
law of operant conditioning dan law of
operant extinction.
2.2.6 Teori Belajar Contigous
Conditioning
Teori ini mengasumsikan terjadinya peristiwa belajar berdasarkan kedekatan
hubungan antara stimulus dan respons yang relevan. Hanya terdapat satu prinsip
di dalamnya yaitu kontinyuitas yang berarti kedekatan antara stimulus dan
respons. Dalam teori ini menjelaskan bahwa peristiwa belajar hanya terjadi
sekali bahkan bisa tidak sama sekali dalam seumur hidup. Jadi dalam teori ini
semua bersifat mekanis dan otomatis.
2.2.7 Teori Belajar Cognitive Theory
Teori ini adalah bagian terpenting dari sains kognitif yang memberi
kontribusi sangat berarti dalam perkembangan psikologi belajar. Di sini belajar
pada asasnya adalah peristiwa mental bukan bersifat jasmaniah meskipun
behavioral tampak lebih nyata dalam hampir setiap peristiwa belajar siswa.
Menurut teori ini perilaku belajar bukan sekedar peristiwa ikatan antara
stimulus dan respons melainkan lebih banyak melibatkan proses kognitif.
2.2.8 Teori Belajar Social Learning Theory
Tokoh utama teori ini adalah Albert
Bandura, menurutnya tingkah laku manusia bukan sekedar reflek otomatis antara
stimulus melainkan akibat reaksi yang timbul dari hasil interaksi antara
lingkungan dengan skema kognitif manusia itu sendiri. Dalam teori ini
menekankan pada belajar sosial dan moral. Pendekatannya pada pembiasaan merespon
atau conditioning dan peniruan atau imitation. Conditioning mengenal adanya dua hal yaitu reward dan punishment,
serta dalam imitation diharapkan guru dan orang tua memainkan peran menjadi
contoh perilaku sosial dan moral.
2.2.9 Teori belajar psikologi
sosial
Menurut teori belajar psikologi sosial proses belajar
jarang sekali merupakan proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan
tetapi melalui interaksi-interaksi. Interaksi tersebut dapat;
1. Searah
( one directional) , yaitu bilamana adanya stimuli dari luar menyebabkan
timbulnya respons,
2. Dua
arah, yaitu apabila tingkah laku yang terjadi merupakan hasil interaksi antara
individu yang belajar dengan lingkungannya, atau sebaliknya.
2.2.10 Teori Belajar Bermakna
Menurut Ausubel dalam
bukunya yang berjudul Educational
Psychologie: A Cognitive View bahwa agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau
informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam
struktur kognitif siswa. Dalam menerapkan teori Ausubel dalam
pembelajaran, guru dianjurkan terlebih dahulu mengetahui kondisi siswa. Karena
ada faktor yang sangat mempengaruhi belajar yaitu pengetahuan yang telah
diterima siswa. Pandangan Ausubel diharapkan dijadikan kerangka berpikir dalam
menerapkan teori tersebut dalam belajar disamping memahami konsep dan
prinsip-prinsip lain yang harus diperhatikan pula yaitu pengaturan awal, proses
diferensiasi progresif, belajar superordinat dan rekonsiliasi integratif.
Bagi Ausubel belajar bermakna
merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan
yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dasar-dasar biologi belajar
bermakna menyangkut perubahan-perubahan dalam jumlah atau ciri-ciri neuron yang
berpartisipasi dalam belajar bermakna. Peristiwa psikologi tentang belajar bermakna
menyangkut asimilasi informasi baru pada pengetahuan yang telah ada dalam
struktur kognitif seseorang. Jadi, dalam belajar bermakna informasi baru
diasimilasikan dengan subsumer-subsumer relevan yang telah ada dalam struktur
kognitif.
2.2.11 Teori Belajar Hafalan
Bila dalam struktur kognitif
seseorang tidak terdapat konsep-konsep relevan atau subsumer-subsumer relevan
maka informasi-informasi dipelajari secara hafalan. Bila tidak dilakukan usaha
untuk mengasimilasi informasi baru pada konsep relevan yang sudah ada dalam
struktur kognitif akan terjadi belajar hafalan. Pada kenyataanny banyak guru
dan bahan-bahan pelajaran jarang sekali menolong para siswanya untuk menentukan
dan menggunakan konsep-konsep relevan dalam struktur kognitif mereka untuk mengasimilasikan
pengetahuan baru sehingga hanya terjadi belajar hafalan.
2.2.12 Teori Belajar John Dewey
John Dewey mengemukakan bahwa
belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri dan topik dalam
kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai
kaitan satu sama lain (Sugihartono dkk, 2007:108). Apabila belajar siswa
tergantung pada pengalaman dan minat siswa maka suasana belajar siswa akan
menjadi lebih menyenangkan dan hal ini akan mendorong siswa untuk berfikir
proaktif dan mampu mencari pemecahan masalah, di samping itu kurikulum yang
diajarkan harus saling terintegrasi agar pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dan memiliki hasil maksimal.
Ada empat kategori utama atau
kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar yang lebih cendrung kami
kemukakan sebagai aliran (kelompok) dalam teori belajar, yaitu; teori belajar
aliran behaviorisme, teori belajar aliran
kognitivisme, teori belajar aliran konstruktivisme,
dan teori belajar aliran Humanisme.
1.
Teori Belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah
teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh
terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang
dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu
yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan
atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
2.
Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai
berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang
telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para
peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori
kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing
memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel
menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama
terhadap belajar. Bruner bekerja
pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas
bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
3.
Teori Belajar
Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran
konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan
masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena
mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih
pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa
terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua
konsep.
4.
Teori Belajar Humanisme
Dalam teori belajar humanisme
belajar memahami prilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya. Tujuan utama dari pendidik dalam penerapan teori ini
adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dan mengenali dirinya sendiri
sebagai pribadi yang unik, dan membantu mewujudkan semua potensi yang ada dalam
diri mereka.
Teorin belajar humanisme juga
menekankan pada aspek memanusiakan manusia dengan segala potensi yang
dimilikinya. Teori humanisme untuk pertama kalinya di cetuskan oleh P.R
Sarkar dari India. Dalam penjelasannya bahwa sesorang yang belajar akan
dianggap berhasil apabila ia dapat memahami lingkungannya dan dirinya sendiri
dengan penuh kasih sayang.
Dari ke empat teori belajar tersebut
di atas, dapat disimpulkan bahwa pandangan
behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif yang diamati pembelajaran
dan bahasan pokok yang ditekankan adalah stimulus, respon, penguatan motivasi. Pandangan kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran
berbasis otak. Pandangan konstruktivisme
belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun
ide-ide baru atau konsep. Dan pandangan
humanisme bagaiaman membantu peserta didik untuk mengembangkan dan
mengenali dirinya sendiri sebagai pribadi yang unik, dan membantu mewujudkan
semua potensi yang ada dalam diri mereka termasuk emosi, perasaan, komunikasi
yang terbuka, nilai-nilai.
2.3
Belajar Menurut
Agama Hindu
Belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Santrock dan Yussen mendefinisikan belajar
sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Raber
mendefinisikan belajar dalam 2 pengertian. Pertama sebagai proses memperoleh
pengetahuan dan kedua belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif
langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat (Sugihartono, 2007: 74). Dari
berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku
dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya
interaksi individu dengan lingkungannya.
Menurut para ahli belajar dapat
diartikan sebagai proses orang memperoleh berbagai kecakaapn, keterampilan dan
sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Setiap perilaku belajar ditandai oleh
ciri-ciri perubahan yang spesifik antara lain belajar menyebabkan perubahan
pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus, belajar hanya
terjadi dari pengalaman yang bersifat individual, belajar merupakan kegiatan
yang bertujuan kearah yang ingin dicapai, belajar menghasilkan perubahan yang
menyeluruh, melibatkan seluruh tingkah laku secara integral, belajar adalah
proses interaksi dan belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada
yang kompleks.
Belajar adalah segala sesuatu yang
didapatkan dari panca indria setiap saat, yang berhubungan dengan semua proses
keberlangsungan hidup dan kehidupan untuk pengetahuan, baik dari ciptaan tuhan
yang hidup maupun benda mati (Edi Putra – 2016). Hal ini sesuai dengan apa yang
terdapat dalam kitab Sarassamuscaya berikut;
Apan ikang dadi wang, Uttama juga ya, Nimitaning
mangkana, Wenang ya tumulung awaknya sangkeng sangsara, makasadhanang
subhakarma, hinganing kottamaning dadi wang ika.
Sarassamuscaya, I sloka 4
Artinya :
Menjelma
menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh utama; sebabnya demikian, karena ia
dapat menolong dirinya dari keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) demikianlah
keutamaan dapat menjelma menjadi manusia.
Sesuai dengan seloka dalam kitab Sarassamuscaya tersebut di atas, dapat ditarik suatu
kesimpulan, bahwa untuk menjadi manusia yang utama dalam hidup ini tentu harus
belajar. Dengan terus belajar dan mengisi diri dengan pengetahuan suci, maka
setiap orang akan dapat mengetahui tujuan hidup sebagai manusia yang
sesungguhnya, yakni Moksah. Sehingga
ia dapat terbebas dari proses kelahiran dan kematian yang berulang-ulang.
Sloka dalam kitab Sarassamuscaya
tersebut sangat berkorelasi dengan teori belajar Social Learning Theory yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Pendekatannya pada pembiasaan merespon atau conditioning dan peniruan atau imitation. Conditioning mengenal adanya dua hal yaitu reward dan punishment,
serta dalam imitation diharapkan guru dan orang tua memainkan peran menjadi
contoh perilaku sosial dan moral. Hal ini sangat tepat jika dihubungkan dengan
konsep Karma Phala (buah dari hasil
perbuatan). dan konsep ajaran Tatwam Asi
yang sangat tepat bila dikaitkan dengan teori belajar humanisme.
Belajar dalam kitab upanisad lebih
ditekankan pada rasa hormat dan bhakti kepada guru. Untuk mendapatkan
pengetahuan maka kehadiran seorang guru sangat diperlukan. Setiap orang
sesungguhnya adalah guru bagi kita untuk selalu belajar dan belajar.
“Om asato maa sadgamaya,
tamaso maa jyotirgamaya,
mrtyor maa amrtamgamaya”.
Brihad – Aranyaka Uphanisad. I.3.28.
Artinya:
Om Hyang Widhi
tuntunlah kami dari yang tidak nyata kedalam yang nyata, tuntunlah kami dari
kegelapan kejalan penuh cahaya, tuntunlah kami dari kematian kedalam kehidupan.
Belajar dalam kitab weda yang berkaitan dengan pengertian tentang hidup
dan kehidupan
yaitu belajar suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir
hingga akhir hayat. Dalam
belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen. Hasil
belajar ditunjukan dengan tingkah laku yang mencerminkan ajaran dalam kitab weda itu sendiri. Dalam belajar ada kencendrungan aspek guna (Tri Guna) yang
berperan yaitu motivasi (Satwam), emosional (Rajas), dan rasa penolakan (Tamas).
BAB III
KESIMPULAN
Belajar
merupakan sebuah proses yang mampu merubah tingkah laku seseorang yang
memerlukan sebuah proses secara terus menerus. Pada hakekatnya, belajar adalah
proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. belajar
dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat
melalui berbagai pengalaman. Unsur
utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai
sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya
kegiatan belajar.
Pandangan
teori belajar behaviorisme lebih menekankan pada stimulus, respon, penguatan
motivasi. Pandangan kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan
pembelajaran berbasis otak. Pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah
proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
Dan pandangan humanisme lebih menekankan pada upaya untuk mewujudkan semua
potensi yang ada dalam diri setiap orang dengan kasih sayang.
Belajar
dalam kitab weda yang berkaitan dengan pengertian tentang hidup dan kehidupan
yaitu belajar suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir
hingga akhir hayat. Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang
bersifat relatif permanen. Hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku yang
mencerminkan ajaran dalam kitab weda itu sendiri. Dalam belajar ada
kencendrungan aspek guna (Tri Guna)
yang berperan yaitu motivasi (Satwam),
emosional (Rajas), dan rasa penolakan
(Tamas).
DAFTAR
PUSTAKA
Aunurrahman. 2013. Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Ali M. & M. Asrori. (2008). Psikologi Remaja:
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara.
Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
B. Uno, Hamzah. 2006. Teori
Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media
Cudamani. 1991. Penghantar Penghayatan Uphanisad.
Hanuman Sakti Jakarta.
Dimyati dan Mujiono.
1999. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta
Gerson Ratumanan,
Tanwey. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press
Hikmawati, Fenti.2010. Bimbingan Konseling. Jakarta: Grafika
Hamalik, Oemar.
1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:
Bumi Aksara
Kajeng, I Nyoman.
1997. Sarassamuscaya. Surabaya:
Paramita
Makmun, Abin
Syamsuddin. 2005. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Purwanto, M Ngalim.
2007. Psikology Pendidikan . Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran,
Bandung: Alfabeta
Seifert, Kelvin.
2007. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Jogjakarta:
Ircisod
Suryabrata Sumadi.
2004. Psikology Pendidikan . Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Syah Muhibbin. 2003. Psikologi
Pelajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syah Muhibbin. 2008. Psikologi
Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Syaifuddin
Iskandar, 2008. Materi Mata Kuliah
Belajar dan Pembelajaran. Universitas Samawa.
Syaiful bahri dan
aswin zain. 2013. Strategi Belajar
Mengajar. Rineka cipta:jakarta
Seifert, Kelvin. 2007. Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan. Jogjakarta:
Ircisod
Sukmadinata,
Nana Syaodih. 2004. Kurikulum dan
Pembelajaran Kompetensi. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Supriyadi. 2013. Strategi Belajar Dan Mengajar.
yogyakarta : Jaya ilmu
Slameto, Drs, 2010. Belajar & Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta
Titib I Made. 1994. Untaian Ratnasari Uphanisad , yayasan Dharma Narada. Denpasar.
Willis Dahar, Ratna. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga
See more at:
1.
Makalah Svetasvatara Upanisad
(Sebuah Analisis hakekat dari Brahman) oleh Komang Edi Putra.
2.
http://makalahbelajardanpembelajaran.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html#more diakses
pada 24 September 2016
3.
http://www.seputarpengetahuan.com/2016/01/11/16-pengertian-belajar-menurut-para-ahli-terlengkap/ diakses
pada 24 September 2016
5.
http://darsani1.blogspot.co.id/2014/12/makalah-definisi-beljar-apakah-belajar.html?m=1 diakses
tanggal 23 September 2016
6.
http://makalahbelajardanpembelajaran.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html#more diakses pada 24 September 2016
9.
http://biologi-lestari.blogspot.co.id/2013/03/teori-teori-belajar-dan-pembelajaran.html diakses
pada 28 September 2016.
10.
Fandy. 2009. Pendidikan dalam konsep dan makna belajar. http://fandy-trk.blogspot.com/2009/12/pendidikan-dalam-konsep-dan-makna.html
11.
Bloom S Benyamin, 2012. http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/10/pengertian-belajar-dan-prestasi.belajar.html
Komentar
Posting Komentar